CV. Kawijaya

Pengecatan Jembatan. Jembatan berfungsi untuk menghubungkan dua tempat yang berpisah, baik karena kondisi alam maupun hal lainnya Sebagai bagian dari jalan, keberadaanya sangat di perlukan dalam sistem jaringan transportasi darat. Untuk meyakinkan jembatan aman dalam penggunaannya, perlu pemeriksaan dan perawatan agar dapat mencapai umur rencana.

Sebagai negara tropis Indonesia terdiri dari banyak pulau dan memiliki kondisi geografis yang berbukit – bukit, pegunungan, rawa – rawa dan memiliki banyak sungai besar maupun kecil. Melihat kondisi alam tersebut diperlukan banyak jembatan untuk memantapkan sistem jaringan jalan yang ada.

Berdasarkan data dari Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum saat ini Indonesia tercata telah membangun sedikitnya 89.000 buah jembatan atau ekivalen sepanjang kurang lebih 1.050 km, baik permanen maupun yang masih bersifat lintasan – basah (wet-crossing). Dari jumlah tersebut tidak kurang dari 35.000 uah jembatan atau ekivalen sepanjang kurang lebih 660 km berada pada sistem jaringan jalan utama yang mendukung perekonomian secara langsung yaitu pada ruas jalan nasional dan provinsi. Sisanya berada di ruas jalan kabupaten desa dan jalan di daerah perkotaan.

Pada ruas jalan nasional terdapat kurang lebih 16.587 buah jembatan ddengan ekivalen panjang 316,2 km dengan populasi jembatan rangka baja sekitar 1.589 jembatan dengan ekivalen panjang 100,5 km. Dari jembatan – jembatan yang berada pada ruas jalan nasional dan provinsi, jumlah jembatan yang melintasi sungai – sungai dengan lebar lebih dari 100 meter masih kurang 2%.

Sementara untuk memantapkan kestabilan sarana perhubungan lalu lintas angkatan darat, sebagai perwujudan nyata terhadap pelayanan jasa distribusi meliputi jasa angkutan dan jasa perdagangan yang tidak bisa di pisahkan satu sama lain, maka dibutuhkan sistem jaringan jalan dan jembatan yang harus di jaga kelayakannya sebagai sarana transportasi masyarakat.

Mengingat pentingnya infrastruktur jembatan dalam sistem jaringan transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat maka perencanaan pembangunan dan rehabilitasi perlu diperhatikan secara efektif dan seesifisien mungkin. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan jembatan setelah infrastruktur jembatan tersebut selesai dibangun. Sehingga konstruksi jembatan dapat mencapai umur yang direncanakan.

Kerusakan kerusakan yang sering terjadi pada jembatan

jika di bandingkan dengan bangunan bangunan sipil lainnya jembatan mempunyai ke khususan. Pada umumnya jembatan tidak terlindung atau berhubungan langsung dengan lingkungan sehingga menyebabkan berbagai kerusakan. Kerusakn – kerusakan yang sering terjadi pada konstruksi jembatan antara lain :

1. Kondisi Rangka Baja

Hampir seluruh komponen rangka baja telah berkarat yang kemungkinan besar disebabkan oleh korosi atmosfir. Kemungkinan penyebab korosi:

• Tidak adanya perawatan atau pemeliharaan pada jembatan, misalnya pengecatan pada rangka baja membuat jembatan lebih cepat terkena korosi atmosfir.
• Pembuangan sampah sembarangan di sekitar abutmen jembatan membuat udara sekitar menjadi bersifat asam
• Air hujan atau embun yang tidak cepat mengering, terutama pada bagian bagian baja yang tersembunyi (pada sambungan baja) membuat baja lebih cepat terserang karat.

2. Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan

Permukaan perkerasan tidak rata dan menjadi retak kulit buaya pada beberapa penampang serta terdapat lubang pada dek dan oprit jembatan. Bila tidak segera diperbaiki maka air yang masuk masuk dalam timbunan akan membuat penurunan timbunan lebih cepat dan hal ini tentu akan membahayakan abutmen jembatan.

3. Draidase Jembatan

Tidak ada drainase pada jembatan air turun mulai lubang yang ada pada perkerasan maupun pada sambungan baja. Air meresap dalam perkerasan menyebabkan kerusakan pada perkerasan jalan dan jembatan.

4. Kondisi Dek Jembatan

Dek jembatan dari kayu mulai mengalami pelapukan akibat dari air yang meresap melalui perkerasan maupun rembesan dari permukaan perkerasan.

5. Kondisi Gelagar

Kondisi gelagar memanjang maupun melintang mulai berkarat dan meluas pada hampir semua luas penampangnya. Kemungkinan penyebabnya sama dengan rangka atas jembatan.

6. Kondisi Perletakan (bearing)

Kondisi perletakan tidak sesuai penempatanya dan korosi juga telah menyerang komponen jembatan ini.

7. Kondisi Abutmen

Kondisi abutmen tanpa adanya perawatan dan pemeliharaan pada jembatan.

Seperti inilah contoh hasil pengecatan jembatan dari kami :